Apa cita-citamu? ini pertanyaan yang sering kali terdengar sejak kita kecil. Dan jawabannya beragam bisa ingin menjadi dokter, presiden, insinyur, olahragawan, dan segala macam profesi lainnya yang menurut kita sebagai sesuatu yang cool.
Pada saat kita dewasa, apakah jawabannya masih sama? saya yakin tidak lagi, dengan berjalannya waktu, kita mulai mencari-cari apa tujuan hidup kita di dunia ini, dan jawaban yang tadinya simple bisa berubah menjadi sebuah misi yang terkadang menjadi beban selama hidup kita.
Sedangkan apabila pertanyaan seperti diatas, klo ditanya ke orang yang beriman/takwa/taat beribadah mungkin saja jawabannya adalah "ingin masuk surga", namun apa kita benar-benar ingin mencapai itu? bagaimana caranya? mau mulai dari mana? apa yang harus saya lakukan? pertanyaan seperti ini kerap kali muncul.
Berbicara tentang cita-cita untuk masuk ke surga, ada satu perikop dalam Alkitab dan menjadi bahan permenungan saya dari kecil sampai sekarang ini, yaitu :
Yohanes 14 : 6
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kalimat ini menimbulkan pertanyaan besar bagi saya. Mungkin banyak teman-teman yang berpendapat sama seperti saya, beranggapan bahwa maksud perikop diatas adalah apabila kita ingin mendapatkan keselamatan, maka kita harus menjadi orang Kristen/Katolik/penganut agama yang berTuhankan Yesus.
Saya sering bertanya kepada Tuhan benarkah seperti itu? apakah semua orang yang bukan pengikut Kristus hanya punya pilihan masuk neraka? bagaimana nasib orang-orang baik yang terlahir di keluarga non-Kristen, pertanyaan seperti sering menghantui saya dari kecil sampai saya dewasa.
Bahkan saya pernah berdebat tentang hal ini dengan teman dekat saya, saya ngotot bahwa Tuhan Yesus tidak mungkin membiarkan begitu saja setiap orang non-Kristen, dia pasti melihat dan peduli akan mereka juga, sedangkan teman saya ini mengatakan bahwa memang hanya pengikut Kristus yang akan masuk surga, dan itu merupakan kesalahan orang-orang tersebut apabila mereka tidak mau mengikuti Yesus, karna dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, mustahil bagi seseorang untuk tidak bisa melihat pewartaan/evangelisasi yang sudah jalan sampai ke daerah-daerah terpencil bahkan di stasiun TV juga ramai. Saya sempat berpikir hal itu ada benarnya juga, tapi hati kecil saya tetap tidak puas dan menanti jawaban dari Dia.
Salah satu alasan saya tidak bisa menerima jawabannya adalah karna saya berteman baik dengan beberapa orang non-Kristen dan mereka adalah orang-orang yang hidupnya menurut saya bahkan lebih baik dari saya. Mereka orang yang lebih pantas untuk bisa masuk surga daripada saya yang suam suam kukuh (bener gak yah tulisannya begini) dalam mengikuti Yesus.
Hal ini pernah saya utarakan juga saat komsel, dan mendapat sedikit pencerahan dari salah satu teman sel saya, dia mengatakan begini :
Perikop tersebut benar, bahwa hanya melalui Yesus kita bisa selamat, namun Yesus disitu bukan berarti kita dibaptis menjadi Kristen. Namun Yesus sebagai Kasih, setiap orang yang menjalankan Kasih, membagi sukacita kepada sesama, memperlakukan sesama seperti dirinya sendiri, mereka sudah ambil bagian dalam kerajaan sorga, karna Kasih itu sendiri adalah Yesus.
Bahkan dia balik bertanya, zaman sebelum Yesus ada, yaitu zaman para nabi, kemana mereka setelah meninggal? apakah ke neraka? karna pada zaman itu Yesus memang belum lahir. Jawabannya tentu saja Tidak.
Dan akhirnya pada misa minggu pertama Oktober 2012 di gereja Kristoforus, saya mendapat pencerahan yang melengkapi kegalauan saya terhadap pertanyaan ini. Terjawab sudah, saya mendapat dua perikop lain yaitu :
Markus 9 : 38-40
(38) Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
(39) Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
(40) Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
Bilangan 11 : 25-29
(25) Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.
(26) Masih ada dua orang tinggal di tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad. Ketika Roh itu hinggap pada mereka--mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat, tetapi tidak turut pergi ke kemah--maka kepenuhanlah mereka seperti nabi di tempat perkemahan.
(27) Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa: "Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di tempat perkemahan."
(28) Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa: "Tuanku Musa, cegahlah mereka!"
(29) Tetapi Musa berkata kepadanya: "Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!"
Disini dijelaskan bahwa Yesus sendiri membenarkan pengikut lain untuk melakukan apa yang ingin diperjuangkan oleh Yesus. Bahkan dari perjanjian lama, juga diceritakan bahwa pada saat Tuhan ingin membagikan Roh yang ada pada Musa ke para tua-tua, terdapat 2 orang lain yang ternyata ikut mendapatkan Roh Tuhan, dan ini bukan merupakan sesuatu yang buruk, namun ini merupakan kehendak Tuhan juga supaya segala bangsa boleh memperoleh keselamatan.
Janganlah kita menjadi batu sandungan buat orang lain yang ingin berbuat baik, terkadang kita bisa seperti Yohanes (murid kesayangan Yesus) atau Yosua (pengikut setia Musa) yang mencegah orang lain/pengikut lain untuk bisa menjalankan Kasih. Semua orang berhak mendapatkan keselamatan, dan pastikan kita ada didalam sekelompok orang tersebut.
No matter who you are, where you came from, what you do now, just remember Jesus love you ^^
Sudahkah kita berbuat Kasih kepada sesama? Sudahkah kita mengasihi sesama seperti diri kita sendiri? Mari berbagi !!!
Jesus love u all :)
No comments:
Post a Comment